Secercah Harapan

Berbagai permasalahan terjadi dalam masyarakat menyangkut berbagai persoalan. Kelestarian alam semakin rusak, rakyat petani dan nelayan masih sengsara, merebaknya Narkoba, judi, miras dan Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Seakan pemberitaan tiada hentinya memberitakan hal tersebut, tiada hari tanpa berita seperti itu dan menjadi berita basi kedengaran mendengar dan menyaksikan berita seperti itu. Berbagai bantuan dikucurkan untuk menyelesaikannya. Yang terjadi alam tetap rusak, rakyat tetap miskin, pengguna barang terlarang tetap ada, KKN semakin meningkat dan bahkan rakyat semakin tidak berdaya. Kepercayaan antar lembaga semakin terkikis akibat "amanah, komitmen dan kepercayaan" tidak terbangun. Kenapa kegagalan selalu ditemui, kenapa bisa terjadi ?

Alasan yang mendasari terjadinya pelaksanaan pembangunan di masyarakat pada umumnya adalah;
(1) Pemahaman secara umum suatu komunitas tentang pembangunan, keadilan sosial dan partisipasi yang menipis,
(2) Ketidakmampuan memilih dan memilah data yang paling sesuai dalam mendorong berhasilnya pendekatan Pemberdayaan Masyarakat,
(3) Kurangnya proses pendekatan pada komunitas rakyat sehingga ketergantungan kepada dana khusus, bantuan dan semacamnya masih relatif tinggi,
(4) Keterjebakan "alat" kebijakan politik yang seolah menjadi sangat sakti dalam menyelesaikan masalah,
(5) Rendahnya kemampuan melakukan evaluasi dan dokumentasi proses secara utuh sehingga menghambat terjadinya proses pembelajaran, replikasi dan advokasi

Berbagai langkah telah dilakukan dan berbagai langkah itu juga mengalami berbagai kendala, namun satu kesempatan yang bisa di raih adalah masyarakat masih punya harapan dan motivasi untuk maju dan berkembang. Masih berharap adanya suatu perubahan dan masih berharap-harap cemas tentang bagaimana dan langkah-langkah menuju Revolusi Mental.

Revolusi mental bisa terjadi dan terlaksana ketika diri mau merubah dan merevolusi diri sendiri sebelum keluar dilingkungan keluarga, komunitas dan masyarakat secara luas. Mental-mental diri yang sering menghantui diri harus di buang dan belenggu diri harus di buka dengan tekat dan mau bekerja keras dan berusaha. Belenggu mental yang sering menghantui adalah kurang percaya diri, selalu berharap bantuan, kurang ilmu tentang pembangunan diri dan masyarakat, sosial diri yang kurang tetapi bersosial media lancar, partisipasi dalam pembangunan yang menipis, serta keinginan untuk selalu instan dalam melakukan setiap langkah.

Belenggu itu yang menjerat dalam ketidak berdayaan dalam menghadapi persoalan demi persoalan yang terjadi di masyarakat. Perlunya semangat yang tinggi dalam bekerja, berilmu dan berkarya. Berfikir cepat, Bekerja cerdas, kerja keras dan kerja benar..... serta selalu tundukkan kepala dihadapan ilahi sang pencipta. Belenggu dan jeratan itulah yang harus di buka demi secercah harapan yang lebih baik dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

Wassalam
Basrum

Tweet

Postingan terkait:

Ditulis Unknown — Monday 18 April 2016 — Add Comment — Coretan, Motivasi, Opini