Tiga macam rezeki yang
merupakan harta bagi kita yakni :
Pertama, apa yang kita makan sebagai
penguat tubuh kita, yaitu rezeki yang dijaminkan.
Kedua, rezeki yang digantungkan.
Dan reseki yang ketiga adalah rezeki yang dijanjikan.
Allah SWT menjanjikan, barang siapa yang menjadi ahli syukur terhadap nikmat yang ada, maka
Allah akan "membeli"-Nya. Jadi, setiap kali kita mendapat uang,
mengapa tidak langsung kita sisihkan
untuk zakat dan sedekah. Sesungguhnya dengan begitu rezeki kita tidak akan
berkurang melainkan akan bertambah dan bertambah terus.
Maka dari itu, mulai saat ini jangan pernah terpikir
untuk berbuat licik. Pilihlah kejujuran sebagai gaya hidup. Berjualan dengan
tetap menjaga kejujuran akan membantu kita untuk mendapatkan untung yang
berkah. Sebab, apa gunanya mendapat untung yang banyak tetapi tidak ada berkah
sedikit pun ? Dalam hal
ini, kepercayaan itu mahal harganya. Jangan sampai kita berbuat curang dalam
menakar dan usahakan menepati semua janji yang kita berikan kepada orang lain.
Jika para pedagang itu jujur, maka para pelanggannya
akan merasa puas. Jangan pernah takut untuk tidak memiliki uang, tapi takutlah
kalau uang yang kita punyai tidak membawa berkah. Selain kejujuran, resep kedua
dalam berwirausaha adalah cakap.
Rasulullah SAW sendiri ternyata seorang yang sangat
cakap dalam pekerjaannya. Ciri orang yang cakap itu orientasinya adalah
kepuasan. Saat seseorang memasuki toko kita, mereka merasa puas karena disambut
dengan salam dan sambutan yang ramah.
Jujur dan cakap akan menghasilkan keadilan. Seperti
Rasulullah SAW yang selalu bersikap adil. Adil di sini berarti mendapat
keuntungan yang proporsional. Jika kita serakah, maka kita telah berbuat licik
dan picik. Tiada lagi keuntungan kita membawa keberkahan.
Pengertian untung dalam Islam adalah kalau kita
berhasil menguntungkan sebanyak mungkin orang lain. Kalau orang lain puas,
orang lain senang walapun kita untungnya sedikit, tapi untungnya jangka
panjang, maka kita termasuk orang yang untung. Kita mendapat keuntungan kalau
orang lain merasa puas dengan kerja kita. Itulah investasi terbesar yang mahal
bagi usaha kita. @baccung
Belum ada tanggapan untuk "Wirausaha Orientasi Kepuasan"
Post a Comment